Secara heritage dan sistem nilai, Aceh memiliki kearifan lokal yang secara turun temurun survival dalam menghadapi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mengetahui karakteristik masyarakat di wilayah bencana tsunami dan banjir, (b) mengetahui strategi survival masyarakat berbasis kearifan local di daerah penelitian, (c) melahirkan model pemberdayaan menuju masyarakat survive dalam menghadapi bencana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui participant observation dan indept interview terhadap masyarakat yang mengalami langsung bencana tsunami, tokoh dan aparat desa. Data dianalisis dengan pendekatan kualitatif melalui “pemaknaan dan penjelasan” terhadap berbagai fenomena dan fakta sosial serta informasi yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tidak ada perbedaan signifikan antara karakteristik masyarakat di wilayah bencana tsunami dan banjir. Ada 4 hal yang melandasi survival masyarakat pasca bencana, yaitu : (a) keyakinan terhadap bencana yang datangnya dari Allah, (b) pemanfaatan bantuan, mereka yang mempunyai jiwa entrepreneurship dan tingkat pendidikan yang relatif tinggi memiliki survival yang lebih baik, (c) Strategi penghidupan adalah terkait dengan pemilihan pekerjaan pasca tsunami, kemampuan membaca peluang usaha kedepan, strategi berkeluarga dan memilih pasangan hidup, (d) dukungan sosial dari keluarga, saudara, teman/sahabat, tokoh agama, tokoh masyarakat, aparat desa, dan lingkungan masyarakat. Model pemberdayaan yang diusulkan adalah memamfaatkan potensi internal dan eksternal, berbasis masyarakat dan sumberdaya alam dengan melibatkan seluruh stakeholder, serta menyusun dan mengimplementasikan strategi intervensi sehingga masyarakat mampu mandiri dan survive dalam menghadapi bencana.